Slawi, 18 Desember 2013 halaman 12
Batik Tegal ternyata diminati warga negara Australia. Hal itu terbukti, ketika Persatuan Indonesia Queensland (PIQ) Australia menggelar acara lelang Batik Indonesia, beberapa waktu lalu. Dalam lelang itu, Batik Tegal mendapat tawaran tertinggi hingga mencapai 600 dolar (sekitar Rp. 6juta).
"Waktu itu acaranya pada tanggal 27 Oktober 2012 lalu. kebetulan, Batik Tegal yang laku tinggi di sana (Australia)," kata Maya Lukita, warga jakarta yang tinggal di Autralia, Selasa (17/12) di Ruang Setda lantai 2 Pemkab Tegal.
Maya Lukita merupakan seorang Diaspora di Australia. Maya lah yang mengenalkan Batik Tegal saat lelangbatik tersebut/ Maya cenderung memilih Batik Tegal produk APSARA karena memiliki kekhasan dan keunikan yang berbeda dengan daerah lainnya. Selain itu, kata Maya, batik APSARA juga memiliki kekuatan cerita yang tidak dimiliki oleh pengusaha batik lain.
Maya menceritakan, acara lelang itu, mengguanakn teknik Silent Auction. Artinya, penawar menuliskan nilai harga batik yang diinginkan di atas kertas kemudian di akhir acara diumumkan siapa penawar tertinggi. "Saya tak menyangka, ternyata Batik Tulis Tegal, mendapat tawaran tertinggi yaitu mencapai sekitar Rp. 6 juta," kata Maya.
Uang hasil lelang itu, diserahkan Maya kepada warga Kabupaten Tegal yang telah membatik selama lebih dari setengah abad. Penyerahan itu disaksikan Pj Bupati Tegal Ir Satriyo Hidayat, Kepal Disperindag Abdul Goni, dan sejumlah jajaran SKPD di lingkungan Pemkab Tegal. uang diserahkan kepada tiga orang yakni, Kasma (88), Rasnah (76), dan Wastiah (78).
Melihat itu, Pj Bupati memberikan apresiasi tinggi kepada para anggota Diaspora Australia yang berinisiatif mengenalkan Batik Tegal terhadap warga Australia.
Kepala Disperindag Pemkab Tegal Abdul Ghoni mengatakan, untuk memperluas pangsa pasar produk dari Kabupaten Tegal, pihaknya telah mengikuti berbagai pameran. (yer).